hr-v slot

    Release time:2024-10-07 22:27:50    source:erek2 kebakaran rumah   

hr-v slot,bakar777,hr-v slotJakarta, CNN Indonesia--

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu) menyatakan pemerintah RI tak perlu reaktif terkait kontroversi lagu Helo Kuala Lumpur oleh Youtuber Malaysiayang diduga menjiplak Halo-halo Bandung.

"Kan yang melakukan ini swasta bukan pemerintah, enggak perlu juga pemerintah Indonesia ini terlalu reaktif," kata juru bicara Kemlu RI, Lalu Muhamad Iqbal, saat ditemui jurnalis di Gedung Nusantara Kemlu, Kamis (14/9).

Lihat Juga :
Rusia soal Minta Senjata ke Korut: Kenapa Barat Selalu Ikut Campur?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lagu Kanak TV mengunggah Helo Kuala Lumpur tersebut pada Mei 2020.

Lagu Helo Kuala Lumpur hanya mengubah kata sapaan dan beberapa kata lain dari lirik asli Halo-Halo Bandung yang selama ini dikenal sebagai karya Ismail Marzuki.

[Gambas:Video CNN]

Misalnya kata "beta" diubah menjadi "saya", kata "periangan" diganti jadi "keriangan", dan frasa "sekarang telah menjadi lautan api, mari Bung rebut kembali" diganti jadi "sekarang sudah semakin maju, aku suka sekali."

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Malaysia telah menelusuri pemilik akun Lagu Kanak TV, yang mengunggah Helo Kuala Lumpur pada 2020 lalu. Mereka kemudian menemukan bahwa akun tersebut dikelola dari India.

Lihat Juga :
Media Malaysia Soroti Kontroversi Lagu Helo Kuala Lumpur di RI

Dalam kesempatan itu, Iqbal juga menyinggung sikap Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim yang menghargai lagu asal Indonesia, Rasa Sayange.

"Sebenarnya kan PM Anwar Ibrahim kan sudah menyampaikan ada orang enggak paham bahwa Rasa Sayange, lagu Indonesia, berarti dia enggak paham sejarah," ujar dia.

Iqbal kemudian berkata, "Jadi itu posisi pemerintah Malaysia sangat menghargai apa yang kita miliki."

Malaysia sempat menggunakan lagu tersebut untuk mempromosikan pariwisata bertajuk Truly Asia pada 2007.

Lihat Juga :
Taipei Serang Elon Musk yang Sebut Taiwan Bagian dari China

Menteri Pariwisata Malaysia Adnan Tengku Mansor saat itu Rasa Sayange merupakan lagu Kepulauan Nusantara. Ia beranggapan Malaysia bagian dari Nusantara.

Kemudian pada November 2007, Menteri Kebudayaan, Kesenian, dan Warisan Budaya Malaysia, Rais Yatim, akhirnya mengakui Rasa Sayange sebagai milik Indonesia. Namun, beberapa pihak di Malaysia mengakui lagu itu menjadi milik bersama.

Kemudian pada Desember di tahun yang sama, Malaysia menghapus lagu tersebut dan tarian tradisional Indonesia sebagai bagian dari kampanye pariwisata usai banyak warga RI murka. Pihak Malaysia juga menyampaikan permintaan maaf.

(isa/bac)