rajaspin login

    Release time:2024-10-07 21:32:17    source:statistik jamal musiala   

rajaspin login,binjai toto,rajaspin login

Jakarta, CNBC Indonesia- Badan Antariksa dan Penerbangan Amerika Serikat (NASA) akan mulai penyelidikan masalah pesawat luar angkasa Starliner milik Boeing yang baru saja kembali ke Bumi tanpa astronaut.

Starliner meninggalkan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada Jumat (6/9), lalu berhasil mendarat di New Mexico sehari setelahnya.

Pendaratan itu mengakhiri Uji Terbang Kru (Crew Flight Test /CFT), misi astronot pertama Starliner. Namun, tidak ada astronaut yang turun bersama kapsul tersebut karena Starliner mengalami masalah dengan pendorong sistem kendali reaksi (RCS). Masalah tersebut terjadi tak lama setelah mereka lepas landas pada 5 Juni lalu.

Karena masalah itu, NASA memutuskan untuk tidak mengambil risiko menempatkan dua astronaut Williams dan Wilmore di dalam kapsul itu lagi.

Pilihan Redaksi
  • NASA Bakar Duit Puluhan Triliun, Terancam Gagal Jajah Bulan
  • Pesawat Boeing Balik ke Bumi, Astronaut NASA Ditinggal di Luar Angkasa
  • Bulan Menjauh Tinggalkan Bumi, Peneliti Ramal Dampak Mengerikan

Kedua astronaut ini akan dipulangkan dengan penerbangan lain. Mereka rencananya akan kembali ke Bumi pada Februari 2025 dengan menumpang kapsul SpaceX Crew Dragon, yang akan diluncurkan menuju ISS pada 24 September.

CFT yang mengalami masalah kebocoran helium dan masalah pendorong seharusnya hanya berlangsung sekitar 10 hari, tapi NASA menahan Starliner di ISS selama tiga bulan untuk menganalisis masalah pendorong dan apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya.

Masalah-masalah tersebut tampaknya terkait dengan panas berlebih kemungkinan akibat dari frekuensi penggunaan pendorong dan penempatannya di dalam tempat penampungan penahan panas di bagian luar pesawat ruang angkasa yang dikenal sebagai "doghouses."

Segel yang menggembung dan isolasi yang terlepas tampaknya membatasi aliran propelan ke pendorong RCS.

NASA dan Boeing berharap bahwa CFT akan membuka jalan bagi penerbangan berawak pertama Starliner. Misi tersebut, yang dikenal sebagai Starliner-1 yang ditargetkan pada Agustus 2025. Namun, masih terlalu dini untuk mengatakan apakah Starliner dapat memenuhi jadwal tersebut.

"Saya pikir kita akan melihat di mana kita berada dalam satu bulan atau lebih, dan memiliki gambaran yang sedikit lebih baik tentang bagaimana jadwal keseluruhannya," kata Steve Stich, manajer Program Awak Komersial NASA, dikutip dari Space, Selasa (10/9/2024).

Jadwal mendatang sepertinya masih seputar penerbangan uji coba lain sebelum Starliner disertifikasi untuk misi astronaut sepenuhnya.

"Menurut saya, mungkin masih terlalu dini untuk memikirkan seperti apa penerbangan berikutnya. Saya pikir kami ingin mengambil langkah berikutnya untuk melihat semua data," kata Stich.

"Kami memiliki beberapa hal yang kami tahu harus diperbaiki. Dan kami akan melakukan hal itu dan memperbaiki hal-hal tersebut, dan kemudian terbang ketika kami siap," tambahnya.

Lebih lanjut, saat ini sebagian besar pekerjaan NASA akan berfokus pada masalah overheating pendorong RCS dan bagaimana cara mengatasinya.


(dem/dem) Saksikan video di bawah ini:

Video: Inovasi AI Bantu Bank Perluas Penyaluran Kredit, Dijamin Aman?

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Nasib Astronaut Tak Jelas Kapan Bisa Pulang Gara-Gara Boeing