erek-erek ikan gabus

    Release time:2024-10-07 22:00:09    source:wg77 login   

erek-erek ikan gabus,erek erek sepatu 3d,erek-erek ikan gabus

Jakarta, CNBC Indonesia -Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya buka suara soal kondisi deflasi yang terjadi di Indonesia selama 5 bulan berturut-turut.

Dia menegaskan deflasi bisa terjadi karena dua hal, pertama penurunan harga yang terjadi karena pasokan dan distribusi bahan pokok yang baik. Kedua, deflasi juga bisa terjadi karena adanya daya beli yang berkurang.

Oleh karena itu, harus dicari tahu lebih dahulu di antara dua hal tersebut mana yang jadi penyebab deflasi. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah deflasi menjadi alarm bahaya atau justru keuntungan buat masyarakat.

Baca:
Waspada! Ini 3 Tanda Ekonomi RI Mulai 'Sakit-Sakitan'

"Pertama, coba dicek betul deflasi itu karena penurunan harga-harga barang, karena pasokannya baik, karena distribusinya baik, karena transportasi nggak ada hambatan. Atau karena memang ada daya beli yang berkurang," kata Jokowi di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, dikutip dari Detikcom, Senin (7/10/2024).

Namun, dia menekankan pengendalian harga, baik deflasi maupun inflasi harus bisa dikendalikan dengan baik agar semua pihak tetap mendapatkan keuntungan. Di sisi lain, produsen dan distributor tetap bisa mendapatkan untung usaha, di sisi konsumen bisa mendapatkan harga terjangkau.

"Apapun yang namanya deflasi maupun inflasi itu memang dua-duanya harus dikendalikan, sehingga harga stabil tidak merugikan produsen, bisa petani bisa nelayan, bisa UMKM, bisa pabrikan. Tapi juga dari sisi konsumen, harga juga tidak naik," kata Jokowi.

Baca:
10 Tahun Jokowi di Sektor Perhubungan, Menhub Buka-Bukaan

Deflasi selama lima bulan beruntun secara bulanan (month to month/mtm) pada Mei-September 2024. Kondisi ini mirip dengan situasi 1998/1999 di mana deflasi juga terjadi secara beruntun.

Badan Pusat Statistik (BPS) pada Selasa (1/10/2024) mengumumkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September 2024 turun atau mencatat deflasi sebesar 0,12% secara bulanan atau month to month (mtm). Angka deflasi itu makin dalam dibandingkan kondisi Agustus 2024 sebesar 0,03%.

Sebagai catatan, terakhir kali Indonesia mengalami deflasi (mtm) selama lima bulan adalah pada 1999. Pada tahun tersebut, Indonesia mencatat deflasi dalam delapan bulan beruntun yakni pada Maret (-0,18%), April (-0,68%), Mei (-0,28%), Juni (-0,34%), Juli (-1,05%), Agustus (-0,71%), September (-0,91%), dan Oktober (-0,09%).

Perlu dicatat jika kondisi ekonomi Indonesia pada saat itu sedang carut-marut karena krisis pada 1997/1998.


(haa/haa) Saksikan video di bawah ini:

Video: Tinggal Sebulan Jadi Presiden, Jokowi Hadapi 2 Kabar "Buruk"

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Hati-Hati! Risiko Resesi RI Bisa Muncul Karena Deflasi