merahslot

    Release time:2024-10-09 22:05:59    source:manzza73   

merahslot,togel asia 88 login,merahslotJakarta, CNN Indonesia--

Pavel Durov, bos Telegram kelahiran Rusia, dijerat deretan kasus yang diduga dilakukan di aplikasiyang didirikannya itu. Simak rinciannya berikut. 

Pada Sabtu (24/8) malam, Durov ditangkap di Bandara Le Bourget, Prancis, usai tiba dari Azerbaijan dengan menggunakan jet pribadi.

Jaksa penuntut umum, melansir Reuters, Senin (26/8), menyebut penangkapan pria berkewarganegaraan Prancis dan Rusia itu merupakan bagian dari penyelidikan atas kejahatan yang terkait dengan pornografi anak, perdagangan narkoba, dan transaksi penipuan di platform tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penyelidikan tersebut terkait dugaan keterlibatan dalam berbagai kejahatan, termasuk menjalankan platform daring yang memungkinkan transaksi terlarang, pornografi anak, perdagangan narkoba, dan penipuan.

Selain itu, kata jaksa, aksi penolakan untuk mengomunikasikan informasi kepada pihak berwenang, pencucian uang, dan menyediakan layanan kriptografi kepada penjahat.

Menurut Beccuau, Durov dapat ditahan hingga Rabu (28/8).

Lihat Juga :
Kenapa CEO Telegram Pavel Durov Ditangkap Aparat Prancis?

[Gambas:Twitter]

Reuters sendiri tidak dapat menghubungi pengacara mana pun yang mewakili Durov.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengklaim tidak ada motif politik dalam penangkapan tersebut sambil menyinggung soal hoaks yang beredar di media sosial.

"Penangkapan presiden Telegram di wilayah Prancis terjadi sebagai bagian dari penyelidikan yudisial yang sedang berlangsung," kicau Macron di X, Senin (26/8).

"Ini sama sekali bukan keputusan politik. Terserah hakim untuk memutuskan," lanjutnya.

Telegram adalah aplikasi perpesanan dan media sosial populer yang jadi pesaing utama WhatsApp. Aplikasi terenkripsi tersebut punya hampir 1 miliar pengguna. Ini sangat berpengaruh di Rusia, Ukraina, dan negara-negara bekas Uni Soviet.

Forbes memprediksi Durov punya kekayaan sebesar US$15,5 miliar (sekitar Rp240 triliun).

Durov mengatakan pada April beberapa pemerintah telah berusaha untuk menekannya, tetapi dirinya ingin aplikasi tersebut tetap menjadi platform yang netral dan bukan "pemain dalam geopolitik".

Telegram tidak memberikan rincian penangkapan tersebut tetapi mengatakan perusahaan yang berbasis di Dubai tersebut mematuhi hukum Uni Eropa dan moderasinya "dalam standar industri dan terus ditingkatkan."

Lihat Juga :
Cara Backup Data Telegram Lewat Desktop

"CEO Telegram Pavel Durov tidak menyembunyikan apa pun dan sering bepergian ke Eropa," kata Telegram dalam sebuah pernyataan.

"Tidak masuk akal untuk mengklaim bahwa sebuah platform atau pemiliknya bertanggung jawab atas penyalahgunaan platform tersebut."

[Gambas:Video CNN]

(Reuters/arh)