allahumma ilman nafian

    Release time:2024-10-09 23:27:04    source:yoyo33 login   

allahumma ilman nafian,lomba sydney 10 lobang,allahumma ilman nafianJakarta, CNN Indonesia--

Dua ilmuwan asal Amerika Serikat (AS), Victor Ambros dan Gary Ruvkun, meraih hadiah Nobelbidang kesehatan tahun 2024 berkat penelitiannya tentang molekul microRNA yang membantu sel mengendalikan protein yang mereka hasilkan.

Kedua ilmuwan ini melakukan penelitiannya pada cacing gelang yang bernama C.elegans. Mereka secara independen menjelaskan mekanisme lain dan mempublikasikan temuan-temuannya pada awal tahun 1990-an.

Penelitian mereka menunjukkan bentangan kecil dari RNA, yang dikenal sebagai microRNA, dapat langsung mengikat mRNA dan mencegah instruksi untuk protein terkait "dibaca" oleh mesin pembuat protein. mRNA atau messenger RNA adalah molekul beruntai tunggal yang berfungsi sebagai "perantara" yang membawa protein ke mesin pembuat protein di dalam sel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Namun, selama ini microRNA dianggap sebagai keanehan yang hanya terjadi pada C.elegans," ucap Olle Kampe, wakil ketua komite Nobel untuk fisiologi atau kedokteran, melansir The Guardian(7/10).

Lihat Juga :
Dua Ilmuwan AS Raih Hadiah Nobel Kedokteran 2024

Apa itu microRNA?

Merujuk laman resmi Ohio State University, microRNA adalah nama keluarga molekul yang membantu sel mengontrol jenis dan jumlah protein yang mereka buat. Artinya, sel menggunakan microRNA untuk membantu mengontrol ekspresi gen. Molekul microRNA ditemukan di dalam sel dan di dalam aliran darah.

Ekspresi gen mengacu pada apakah gen tertentu memproduksi terlalu banyak, terlalu sedikit, atau jumlah protein yang normal pada waktu tertentu.

Untuk memahami ekspresi gen dan cara kerja microRNA, akan sangat membantu jika kita mengetahui bagaimana sel menggunakan DNA gen untuk membuat protein. Hal ini terjadi melalui proses empat langkah yang disebut sintesis protein.

microRNA mengontrol ekspansi gen dengan mengikat messenger RNA (mRNA) di dalam sitoplasma sel. Alih-alih mengubah dengan cepat menjadi protein, mRNA yang ditandai akan dihancurkan dan komponen-komponennya didaur ulang, atau akan dipertahankan dan diterjemahkan kemudian.

Lihat Juga :
Misteri Asal-usul Covid-19 Mulai Terkuak, Benarkah Dibuat di Lab?

"Jadi, jika tingkat mikroRNA tertentu kurang diekspresikan [levelnya di dalam sel rendah secara tidak normal], protein yang biasanya diatur mungkin diekspresikan secara berlebihan [levelnya akan sangat tinggi di dalam sel]; jika mikroRNA diekspresikan secara berlebihan [levelnya sangat tinggi], proteinnya akan diekspresikan secara berlebihan [levelnya akan sangat rendah]," demikian keterangan Ohio State University.

Selain gen yang menyandikan informasi untuk membuat protein, sel juga memiliki gen yang menyandikan informasi untuk membuat mikroRNA.

Pada sel kanker, gen microRNA dapat rusak akibat mutasi. Mutasi pada gen microRNA dapat membuat sel tidak memiliki microRNA tertentu atau menguranginya pada tingkat yang rendah di dalam sel.

Kadar microRNA yang rendah secara tidak normal dapat menyebabkan ekspresi berlebih dari gen yang diatur oleh microRNA tersebut, dan hal ini dapat menyebabkan perkembangan dan pertumbuhan kanker. Ekspresi mikroRNA yang tidak normal telah terlibat dalam banyak kanker pada manusia.

Lihat Juga :
Pakar MIT Bongkar Cara Puasa Bikin Hantam Pemicu Kanker

Banyak di tubuh manusia

Pada tahun-tahun selanjutnya, lebih banyak microRNA ditemukan dan lebih dari seribu gen microRNA yang berbeda dalam tubuh manusia.

Penelitian selanjutnya oleh berbagai tim mengungkapkan microRNA tidak hanya dapat mengikat mRNA untuk memblokir produksi protein, tetapi juga dapat menyebabkan mRNA rusak.

"Penemuan selanjutnya menyebutkan setiap microRNA meregulasi banyak mRNA dan tiap mRNA biasanya diregulasi oleh beberapa microRNA yang berbeda, membuat sistem yang kuat untuk regulasi gen," ucap Kampe.

Ambros dan Ruvkun juga pernah melakukan riset pasca doktoral di laboratorium Robert Horvitz yang juga menerima hadiah Nobel dalam bidang fisiologi atau kedokteran pada tahun 2002.

Prof Venki Ramakrishnan, pemenang hadiah nobel di bidang kimia pada tahun 2009 atas karyanya yang menjelaskan struktur alat pembuat protein sel, menyambut baik kabar ini, namun ia menyayangkan David Baulcombe tidak ikut menerima penghargaan tersebut. Padahal, menurutnya David ikut menemukan fenomena yang sama pada tumbuhan dan membagi hadiah Lasker 2008 dengan Ambros dan Ruvkun.

Hadiah Nobel yang Ambros dan Ruvkun diumumkan oleh majelis Nobel di Karolinska Institute, Stockholm, Sweden. Para pemenang akan berbagi hadiah sebesar 11 juta kronor Swedia atau sekitar Rp16 miliar.



(wnu/dmi)