situs naga 2000

    Release time:2024-10-07 22:12:59    source:dana diamond   

situs naga 2000,logamtoto link alternatif,situs naga 2000

Jakarta, CNBC Indonesia -Indeks dolar yang menguat menjadi tekanan bagi nilai tukar rupiah dan tampaknya ini masih akan berlanjut, ditambah tekanan ekonomi China yang loyo.

Melansir dari Refinitiv, nilai mata uang Garuda kemarin ditutup pada posisi Rp15.450/US$, terdepresiasi 0,59% jika dibandingkan penutupan sebelumnya.

Pergerakan rupiah dipicu oleh kenaikan indeks dolar AS (DXY) selama dua hari berturut-turut. Kenaikan ini didorong oleh data ketenagakerjaan AS yang dirilis pada Jumat (6/9/2024).

Meskipun pertumbuhan lapangan kerja AS di bulan Agustus tidak sesuai harapan dimana Non-Farm Payrolls (NFP) mencatat penambahan 142.000 pekerjaan, naik dari 89.000 pada bulan sebelumnya, tetapi masih di bawah proyeksi konsensus sebesar 161.000.

Baca:
Kabar dari China & AS Bikin Deg-Degan, IHSG Rawan Longsor!

Di sisi lain, tingkat pengangguran turun menjadi 4,2% dari sebelumnya 4,3%, sementara upah pekerja meningkat lebih tinggi dari perkiraan, tumbuh 0,7% secara bulanan dan 3,8% secara tahunan, melampaui ekspektasi masing-masing sebesar 0,3% dan 3,7%.

Sehingga pasar masih memperkirakan bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga, dengan kemungkinan besar penurunan sebesar 25 basis poin (bps) lebih diprioritaskan daripada 50 bps.

Pada hari ini, pelaku pasar akan berfokus pada data dari negeri Tirai Bambu terutama terkait data neraca dagang China untuk periode Agustus 2024.

Berdasarkan data Trading Economics, neraca dagang China diperkirakan turun pada Agustus 2024 menjadi US$83,9 miliar. Sebelumnya tercatat US$84,65 miliar pada Juli 2024.

Proyeksi neraca dagang Negeri Tirai Bambu tersebut turun akibat tingkat ekspor yang tumbuh melambat menjadi 6,5% yoy pada Agustus, dibandingkan Juli tumbuh lebih ekspansif yakni 7% yoy. Sementara tingkat impor diperkirakan hanya tumbuh 2% yoy dibandingkan Juli 2024 7,2% yoy.

Sebelumnya, pada kemarin, China merilis data inflasi konsumen yang hasilnya lebih lamabt dari perkiraan. Jika ditambah neraca dagang ikut mengalami kondisi yang sama, ini akan semakin menunjukkan ekonomi negeri tirai bambu yang semakin loyo.

Padahal, posisi China merupakan mitra utama perdagangan Indonesia baik ekspor maupun impor. Oleh karena itu, data ekonomi sang Naga Asia ini patut diperhatikan lantaran akan mempengaruhi perdagangan di Tanah Air.

Teknikal Rupiah

Pergerakan rupiah secara teknikal mulai berbalik arah sideways setelah kemarin melemah. Konsolidasi rupiah bergerak dari rentang support Rp15.420/US$ sampai resistance di Rp15.485/US$.

Support didapatkan dari garis rata-rata selama 20 jam atau MA20 yang merupakan area yang perlu dicermati sebagai penguatan terdekat. Sementara resistance ditarik dari garis rata-rata selama 200 jam atau MA200 yang merupakan area antisipasi jika pelemahan lanjutan.

Pergerakan rupiah melawan dolar ASFoto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar AS

CNBC INDONESIA RESEARCH


(tsn/tsn) Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Merosot, Sentimen Global Masih Jadi Biang Kerok

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Potensi Penguatan Rupiah di Tengah Tekanan Indeks Dolar