divo4d

    Release time:2024-10-08 05:21:39    source:opesia sidney   

divo4d,madrid barca 11-1,divo4dJakarta, CNN Indonesia--

Calon Gubernur Sumatera Utara Nomor Urut 1 Edy Rahmayadi menceritakan alasan dia memutuskan kembali bersaing untuk Pilgub Sumut. Mantan Pangkostrad itu terang-terangan mengaku tak ingin Sumatera Utara kelak dipimpin Bobby Nasution, yang merupakan menantu Presiden Joko Widodo.

Awalnya, Edy bercerita bahwa sejak lama sudah tertarik dengan PDI Perjuangan (PDIP). Namun selama ini dirinya selalu berseberangan dengan PDIP.

"Saya mohon maaf untuk mengkritisi ini. Saya tertarik dengan PDI Perjuangan. Saya belum pernah berada di PDI Perjuangan. Bahkan selalu berada di seberang PDI Perjuangan. Walaupun selama saya TNI, TNI tak boleh ikut dengan politik praktis Ini," kata Edy Rahmayadi saat kampanye di Labuhanbatu Selatan (Labusel), Selasa (1/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pilihan Redaksi
  • Edy Rahmayadi Tak Gentar Lawan Bobby: PDIP Lebih Besar Dari Mulyono
  • Mengapa Edy Rahmayadi dan Bobby Saling Serang di Pilgub Sumut?
  • Edy Rahmayadi Jelaskan Proyek Jalan Rp2,7 T yang Disindir Bobby

Menurut Edy, partai yang mengusungnya di Pilgub Sumut harusnya PKS, NasDem dan PKB. Apalagi tiga partai politik ini mengusung Calon Presiden (Capres) Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar di Pilpres 2024. Saat itu, Edy Rahmayadi didapuk menjadi Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) AMIN di Sumatera Utara.

"Itulah perjuangan karena saya yang berada di seberang harusnya yang mengusung saya adalah partainya PKS, Nasdem dan PKB. PKS 10 kursi,Nasdem 12 kursi, dan PKB 4 kursi," ujarnya.

Saat itu, tambah Edy, tiga pimpinan partai politik tersebut sudah sepakat untuk mengusungnya di Pilgub Sumut. Padahal kala itu Edy mengaku belum memutuskan untuk maju kembali menjadi calon Gubernur Sumut. Namun, ketika Edy mengatakan siap, ketiga partai ini malah meninggalkannya.

"Sudah sepakat ini. Ketua umum sepakat ini. Saya belum sepakat, saya maju atau tidak. Tapi mereka yang bersepakat jadikan si Edy gubernur. Begitu waktunya (Pilgub), kabur semua, kabur semua," ungkapnya mengingat kembali momen tersebut.

Edy ketika itu sempat terkejut ketika ditinggalkan partai-partai tersebut. Namun, semangatnya tak surut. Edy bertekad harus maju di Pilgub Sumut.

"Saya pun (berpikir ) kok begini? Nah tipe -tipe orang Medan itu tipe kita Sumatra Utara, begitu diganggu kan makin naik itu. Makanya kalau di Jawa sana berpikirlah seperti orang Batak melakukan seperti orang Jawa. Karena kita ini tak bisa diapain," ungkapnya.

Belakangan PDIP memberikan dukungan penuh kepadanya untuk maju di Pilgub Sumut. Padahal dahulunya Edy dan PDIP kerap berseberangan. Tak hanya itu, salah satu yang membuat tekad Edy untuk tetap maju Pilgub lantaran tak ingin Sumut dipimpin oleh Bobby Nasution.

"Nah di saat ada yang mengusung saya ya sudah niat. Saya mau jadi gubernur. Kenapa saya mau jadi gubernur? Karena saya tak mau Bobby ini Gubernur saya," tegas Edy Rahmayadi.

Diketahui, Edy Rahmayadi berpasangan dengan Hasan Basri Sagala maju di Pilgub Sumut. Mereka didukung PDIP, Hanura, Partai Ummat, Partai Buruh, Gelora dan PKN. Sedangkan rivalnya calon Gubernur Sumut nomor urut 1 Bobby Nasution berpasangan dengan wakilnya Surya. Mereka diusung Golkar, Gerindra, Nasdem, PKB, PKS, PAN, Demokrat, PPP, Perindo, PSI.

(fnr/wiw)