no togel gelang

    Release time:2024-10-08 03:53:03    source:buku mimpi 2d arjuna   

no togel gelang,bni4d claim bonus,no togel gelangJakarta, CNN Indonesia--

Sebagian warga Korea Utaradisebut merasa muak mendengar lagu puji-pujian terhadap pemimpin tertinggi Kim Jong Un, yang telah diputar nyaris setiap hari selama beberapa bulan terakhir.

Seorang warga Korut dari Provinsi Ryanggang mengatakan kepada Radio Free Asia (RFA)bahwa para penduduk di wilayah tersebut mulai jenuh mendengar lagu propaganda Kim Jong Un berjudul "Friendly Father" dan memilih menghindari tempat-tempat yang memutar lagu itu.

Lihat Juga :
Perangi Hizbullah, Israel Siap-siap Invasi Darat Lebanon

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Orang-orang dipaksa menyanyikan lagu tersebut setiap memulai suatu acara publik. Lagu itu bahkan diputar oleh sebuah mobil keliling berpengeras suara.

"Anak-anak dan orang dewasa di setiap pabrik, perusahaan, sekolah, unit kerja, dan unit pengawasan lingkungan di provinsi ini harus menyanyikan lagu ini setiap kali ada kesempatan," kata warga tersebut.

Lihat Juga :
Ribuan TNI di Lebanon, Menlu Retno Khawatir Keselamatan Pasukan PBB
Lihat Juga :
Perdana Rudal Hizbullah Masuk Tel Aviv, Sirene Ibu Kota Israel Meraung

Di Kota Hyesan, yang berada di perbatasan dengan China, para warga juga mulai menunjukkan gelagat jemu.

Biasanya, di taman kota itu, para lansia berkumpul untuk menghabiskan waktu luang dengan mengobrol, menyanyi, menari, bermain, atau berolahraga. Namun, belakangan mereka memilih pergi ketika pihak taman mematikan lagu yang mereka putar dan menggantinya dengan Friendly Father.

"Para lansia berhenti menari dan berangsur pulang ke rumah. Lagu itu diputar dengan satu per satu pengunjung meninggalkan taman," ucap warga tersebut.

Menurut warga itu, sebelum lagu Friendly Father masif diputar, taman kota tersebut sangat penuh dengan pengunjung. Namun, kini nyaris setiap hari taman itu terlihat kosong.

Tak sudi hormati Kim Jong Un

Masalah lain dengan lagu Friendly Father Kim Jong Un yaitu berkaitan dengan budaya Konfusianisme Korea.

Di Korea, orang yang lebih muda wajib menghormati orang yang lebih tua. Orang-orang muda dijanjikan menerima penghormatan yang sama jika mereka sudah mencapai usia yang sama dengan para tetua.

Meski ada budaya ini, lagu Friendly Father seolah mengacaukan segalanya.

Sebab, orang-orang lanjut usia dipaksa memanggil Kim Jong, yang baru berusia 40-an tahun, dengan istilah "ayah yang ramah".

Menurut seorang penduduk Provinsi Hamgyong Utara, propaganda Kim Jong Un ini lebih parah dibandingkan ayah dan kakeknya dahulu.

Pilihan Redaksi
  • Hizbullah Tembak Rudal ke Tel Aviv, Incar Markas Mossad Israel
  • China Uji Coba Rudal Antarbenua setelah Kutuk Israel Serang Lebanon
  • Jokowi Kutuk Israel usai Serang Lebanon, Minta Respons Cepat PBB

Dulu, lagu propaganda Kim Jong Il maupun Kim Il Sung tak sampai wajib dinyanyikan oleh orang tua, apalagi sampai harus diputar di setiap awal sesi pembelajaran.

"Saat itu, lagu-lagu mereka kadang-kadang di putar di mobil keliling. Tapi mereka tidak memaksa orang-orang bernyanyi di setiap awal sesi pembelajaran atau sesi kuliah. Tidak juga memaksa orang lanjut usia menyanyikannya, seperti yang dilakukan [Kim Jong Un] saat ini," ujarnya.

Warga Korut sendiri, katanya, mengolok-olok gagasan bahwa Kim Jong Un "ayah yang ramah". Hal itu karena warga tak percaya akan kemampuan kepemimpinan Kim Jong Un.

"Mereka tidak memiliki harapan pada pemimpin mereka, tetapi mereka dipaksa untuk membiasakan mata, telinga, dan mulut mereka dengan citra dia [Kim Jong Un] sebagai ayah yang ramah melalui lagu tersebut," katanya.

(blq/rds)