rumus kuno togel

    Release time:2024-10-07 23:32:21    source:snaptik fb video   

rumus kuno togel,induk organisasi nasional bulu tangkis adalah,rumus kuno togel

Daftar Isi
  • Bisa dapat simpati lawan arogansi politik
  • Mundur selangkah untuk berlari
  • Anies dan ancaman PDIP ditinggalkan
Jakarta, CNN Indonesia--

Pilkada 2024 diprediksi menjadi pesta demokrasi yang menyulitkan bagi PDI Perjuangan (PDIP). Sejumlah pengamat politik menilai partai berlogo banteng tersebut akan ditinggalkan oleh gabungan partai politik lain yang berada di bawah naungan Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus.

Baru-baru ini, sebanyak 10 dari 11 partai politik di DPRD DKI Jakarta yang terdiri dari Golkar, Gerindra, PAN, Demokrat, NasDem, PKB, PKS, Perindo, PSI, dan PPP mendeklarasikan dukungan kepada Ridwan Kamil dan Suswono untuk Pilgub Jakarta tahun 2024.

PDIP tidak bisa mengusung calon sendirian karena hanya mempunyai 15 kursi di DPRD DKI Jakarta. Sementara berdasarkan UU Pilkada, dibutuhkan setidaknya 22 kursi untuk mengusung pasangan calon di Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dominasi KIM ini upaya untuk menjamin kelangsungan kemenangan di Pilpres 2029 mendatang sehingga Pilkada kali ini diupayakan mereka mendapatkan semua kepala daerah," ujar Dedi kepada CNNIndonesia.commelalui pesan tertulis, Senin (19/8).

Lihat Juga :
Ganjar: PDIP Akan Koalisi dengan Rakyat Jika Tak Dapat Koalisi di DKI

Bisa dapat simpati lawan arogansi politik

Dedi menyatakan PDIP sejauh ini memiliki catatan keberanian politik yang baik. Kata dia, partai yang dinakhodai oleh Megawati Soekarnoputri itu sangat mungkin memilih tanpa ikut Pilkada dibanding harus mengikuti dominasi rival di Pilpres.

"Pilihan mudah sebenarnya, jika PDIP bergabung ia tidak akan miliki pengaruh meskipun di parlemen berpostur besar, dominasi akan dimiliki Gerindra dan Golkar, sebaliknya PDIP akan panen cibiran publik," kata Dedi.

"Tetapi, jika melawan, PDIP berpeluang mendapatkan simpati kelompok yang sama-sama jengah dengan arogansi politik dominan, termasuk mendapatkan simpati publik yang selama ini kontra Jokowi. Karena PDIP sendirian, ia akan terlihat dengan sangat jelas berbeda dengan yang lain," sambungnya.

Senada, Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago meyakini KIM plus akan terwujud di wilayah lain dalam Pilkada tahun ini. Sebab, kondisi saat ini menjadi momentum yang cukup menguntungkan dengan memperkecil ruang bagi PDIP.

"Misalnya KIM plus apakah bisa berlanjut? Ya tentu ada di beberapa wilayah yang strategis yaitu lebih kepada Pilgub kalau kita melihat pertarungan dari KIM plus," kata Arifki saat dihubungi, Senin malam.

Menurut dia, PDIP tidak akan bergabung dengan KIM plus untuk Pilgub Jakarta. PDIP akan memberikan perlawanan entah dengan mendukung kotak kosong atau calon independen.

"Meskipun secara kapasitas independen enggak bagus-bagus amat, tapi pilihan untuk antipati (terhadap) RK dan juga Siswono, itu mungkin yang diambil PDIP," ucap dia.

Lihat Juga :
Suswono Klaim Hubungan PKS dan Anies Baik: Tetap Komunikasi

KPU DKI pada Selasa (20/8) dini hari menyatakan pasangan calon untuk Pilgub Jakarta dari jalur independen yaitu Dharma Pongrekun dan Kun Wardana memenuhi syarat setelah sebelumnya ditemukan kasus pencatutan NIK warga sebagai salah satu syarat dukungan.

Lebih lanjut, Arifki menambahkan PDIP mempunyai kendala besar di sejumlah wilayah strategis lain seperti di Pulau Jawa.

"Pilkada 2024 bisa menjadi kekalahanan telak bagi PDIP," kata Arifki.

Mundur selangkah untuk berlari

Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah memprediksi PDIP akan mengalami kekalahan utamanya di Jakarta, Banten, Jawa Barat dan Jawa Timur. Namun, ia mengatakan kekalahan tersebut tidak serta merta berpengaruh pada Pemilu 2029 kelak.

"Bukan tidak mungkin saat Pemilu 2029 mereka kembali bangkit karena memupuk harapan publik yang bisa saja jenuh dengan karakter politik Jokowi dan sekutunya, karena PKS, PKB dan NasDem tidak terbukti mampu mandiri sebagaimana harapan pemilihnya di Pilpres kemarin," ungkap Dedi.

"Situasi saat ini, Pilkada akan sulit didapatkan PDIP, tetapi ini bisa saja cara mundur selangkah untuk berlari di Pemilu 2029. Dan, ini jalan PDIP merebut kemenangan pemilih di Pemilu 2024," tandasnya.

Lihat Juga :
RK Singgung Anies hingga Ahok Usai Resmi Diusung Cagub Jakarta

Anies dan ancaman PDIP ditinggalkan

Sementara itu, Arifki mengatakan kemenangan PDIP akan sangat ditentukan oleh kelompok maupun pemilih yang tidak suka dengan KIM plus. Teruntuk Pilkada Jakarta, Arifki memandang nama Anies bisa menjadi tawaran menarik dari PDIP.

Namun, lagi-lagi perlu koalisi dengan partai lain untuk bisa menyodorkan lawan untuk RK dan Siswono.

"Secara hari ini tentu figurnya Anies, makanya hubungan Anies dengan PDIP hari ini dianggap cukup dekat," kata dia.

Arifki menyatakan PDIP ditinggalkan dalam Pilkada tahun ini. Segala keputusan yang nantinya diambil, terang dia, akan menentukan posisi PDIP di pesta demokrasi lima tahun mendatang.

"Pilkada 2024 menjadi tantangan berat buat PDIP? Iya, karena terkesan PDIP ditinggalkan. PDIP seperti kehilangan kawan dan wassalam di beberapa wilayah PDIP kehilangan momentum dan tidak bisa membangun koalisi," tutur Arifki.

"Saya rasa ini akan berdampak pada posisi elektoral ke depan apabila tidak dibangun dengan baik terutama membangun dan melihat skema yang menguntungkan kepartaian," lanjut dia.

Lihat Juga :
3 Opsi PDIP di Pilgub Jakarta Usai RK Borong Dukungan KIM Plus
(ryn/DAL)