live draw turki

    Release time:2024-10-08 00:08:31    source:18hoki daftar   

live draw turki,bess togel,live draw turkiJakarta, CNN Indonesia--

Perdana Menteri Baru Inggris Keir Starmer menyerukan gencatan senjata secepatnya di Jalur Gaza, Palestina.

Dalam pernyataan kantor PM Inggris pada Minggu (7/7), Starmer disebut melakukan pembicaraan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk memintanya segera melakukan gencatan senjata.

Lihat Juga :
Roket Katyusha Buatan Soviet yang Dipakai Hizbullah Bombardir Israel

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam percakapan itu, Starmer juga mengucapkan terima kasih kepada Netanyahu atas ucapan selamat yang diberikan kepadanya. Dia pun berharap bisa "lebih memperdalam hubungan dekat" antara Inggris dan Israel.

"Penting pula untuk memastikan kondisi jangka panjang untuk solusi dua negara sudah ada, termasuk memastikan Otoritas Palestina memiliki sarana keuangan untuk beroperasi secara efektif," demikian keterangan kantor PM Inggris.

Pada kesempatan terpisah, Starmer juga berbincang dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengenai situasi terkini.

Lihat Juga :
Aroma-aroma Propaganda di Balik Popularitas Upin & Ipin

Dia menegaskan bahwa Inggris terus memprioritaskan gencatan senjata, pelepasan para sandera, peningkatan dan percepatan bantuan kemanusiaan, serta dukungan finansial terhadap Otoritas Palestina.

"Sambil membahas pentingnya reformasi dan memastikan legitimasi internasional untuk Palestina, Perdana Menteri mengatakan bahwa kebijakannya yang sudah berjalan lama mengenai pengakuan untuk berkontribusi pada proses perdamaian tidak berubah. Dan itu merupakan hak warga Palestina yang tak terbantahkan," demikian keterangan Kantor PM Inggris dalam pernyataan terpisah.

Keir Starmer menjadi PM Inggris usai partainya, Partai Buruh, memenangkan 412 dari 650 kursi di parlemen dalam pemilihan umum (pemilu) pada Kamis (4/7).

Lihat Juga :
Perang Panas, Hizbullah Bom Markas Militer Israel Pakai Roket Katyusha

Agresi Israel di Gaza sementara itu telah menewaskan lebih dari 38.100 orang. Mayoritas korban anak-anak dan perempuan.

(blq/bac)