live score indonesia vs timor leste

    Release time:2024-10-08 02:23:56    source:triad toto   

live score indonesia vs timor leste,garpu 2d togel,live score indonesia vs timor lesteJakarta, CNN Indonesia--

Israel disebut makin getol merekrut warga Arab-Muslim untuk bergabung dengan militernya, Pasukan Pertahanan Israel (IDF), sejak melancarkan agresi brutal ke Jalur Gaza Palestinapada 7 Oktober lalu.

Politikus Arab-Israel menduga gerakan perekrutan tentara dari kalangan mereka bermotif politik untuk memecah belah.

Lihat Juga :
Dubes Ukraina soal 10 WNI Jadi Tentara Bayaran: Rusia Pembohong

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

IDF pun mengklaim bahwa perekrutan tersebut bermaksud untuk memecah belah warga keturunan Arab di Israel.

Terdapat polemik mengenai pasukan tentara Israel yang menjadi kesalahpahaman terkait pendaftar tentara Israel. Banyak orang percaya bahwa kaum Yahudi mendominasi pasukan tersebut.

Suku Druze menjadi pendaftar tertinggi di IDF Israel karena terikat "Perjanjian Darah" pada 1956. Mereka merupakan kelompok minoritas berbahasa Arab di Israel dan sudah lebih dari 80 persen pria Druze mendaftarkan diri sebagai tentara IDF.

Lihat Juga :
Siapa Itu Komunitas Arab Israel yang Mayoritas Muslim?

Namun, apa sebenarnya "Perjanjian Darah" tersebut dan mengapa banyak suku Druze yang bergabung?

Dibalik suku Druze dan "Perjanjian Darah"

Menurut Hillel Frisch dalam artikelnya 'The Druze Minority in the Israeli Military: Traditionalizing an Ethnic Policing Role,' hubungan suku Druze dengan kaum Yahudi mulanya terbentuk atas dasar persahabatan selama Mandat Inggris.

Pada 1948, para pemimpin Druze terlibat dalam mengumpulkan informasi intelijen dan pembelian senjata untuk Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang saat itu baru dibentuk.

Hal tersebut juga mendukung persoalan dari negara Israel yang mendapatkan serangan dari tujuh pasukan Arab, saat baru mendeklarasikan pendirianya.

Pilihan Redaksi
  • Hamas Sodorkan Proposal Gencatan Senjata Baru ke Mediator, Apa Isinya?
  • Cerita WNI soal Pilpres Rusia 2024, Sama dengan Indonesia?

Melihat performa orang Arab-Druze, pemerintah Israel pada masa Perdana Menteri Levi Eskhol memutuskan untuk mengakui suku tersebut sebagai entitas yang sejajar dengan kaum Yahudi.

Israel juga memperkuat upaya pengakuan warga Arab-Druze, usai adanya pengaruh "radikalisasi Palestina" yang disebut oleh Israel sebagai ancaman ideologi.

"Untuk lebih meyakinkan masyarakat Druze akan pengakuan tersebut, pejabat pemerintah Israel juga menjanjikan perluasan peluang sekolah tingkat menengah dan program pendanaan bagi masyarakat Druze hingga tingkat universitas," tambahnya dalam artikel tersebut.

Meskipun masih terdapat beberapa golongan yang menentang hal tersebut.

Berlanjut halaman berikutnya >>>

Hingga saat ini warga Arab memenuhi seperlima populasi non-Yahudi di Israel. Namun, hukum Israel tidak memaksa orang Arab Muslim, Kristen, atau Badui untuk mendaftarkan diri sebagai pasukan IDF.

Tetapi, karena terdapat politik balas budi yang terjadi antara Arab-Druze dengan Israel yang membuat mereka bersikap nasionalis terhadap Israel.

Lihat Juga :
Adakah Warga Muslim di Israel?

"Merupakan suatu kehormatan, memegang senapan serbu di satu tangan dan Alquran di tangan lainnya, untuk membela tanah air saya, Israel" ujar Sersan Emad, pemuda Arab Israel dikutip Al Majjala.

Beberapa dari mereka juga mengakui mendapatkan perlakuan istimewa saat bergabung dengan IDF.

"Fakta bahwa saya berasal dari kelompok minoritas mungkin menjadi alasan mengapa IDF memperlakukan saya lebih istimewa, karena mereka ingin saya merasa diterima di sini," imbuh Sersan Sami Heib, pria 20 tahun.

[Gambas:Infografis CNN]

Strategi jitu IDF rekrut warga Arab

Meskipun masih terkesan politis, IDF memainkan strategi jitu dalam hal perekrutan warga Arab untuk gabung di IDF.

Mereka mengungkapkan bahwa peran IDF tidak hanya sebatas terjun dalam perang, namun lebih untuk melayani masyarakat Israel.

"Zaman telah berubah, generasi muda Arab Israel lebih sadar akan apa itu IDF dan apa yang dapat ditawarkan kepada mereka dalam hal peluang karir di angkatan bersenjata atau pendidikan lebih lanjut (dalam kehidupan) pasca-tentara. Masyarakat ingin bergabung dengan tentara untuk memperbaiki keadaan mereka dan pada saat yang sama mereka ingin berkontribusi dan memperkuat keamanan negara mereka, Israel," ungkap pejabat senior IDF dari Direktorat Ketenagakerjaan.

Hingga kini, IDF terus melakukan upaya penjaringan pasukan secara luas dengan menyebarkan undangan ke para pemuda Muslim di Israel melalui berbagai kanal media sosial.