mimpi bertemu dengan nenek yang sudah meninggal

    Release time:2024-10-09 21:42:58    source:erek membunuh   

mimpi bertemu dengan nenek yang sudah meninggal,l paredes,mimpi bertemu dengan nenek yang sudah meninggalJakarta, CNN Indonesia--

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap beberapa wilayah di Indonesia, berpotensi hujandalam periode satu minggu ke depan. Di sisi lain sebagian wilayah masih kering karena musim kemarau.

BMKG menjelaskan sejumlah wilayah di Tanah Air, terutama Sumatra, Jawa bagian barat, dan Papua mengalami peningkatan signifikan dalam pembentukan awan hujan. Hal tersebut dipicu oleh interaksi berbagai faktor cuaca global dan regional, termasuk Gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial.

"Suhu muka laut yang hangat di sejumlah perairan Indonesia juga berperan penting dalam menambah suplai uap air, yang memperbesar peluang terbentuknya awan hujan, terutama di kawasan pesisir," demikian keterangan BMKG dalam Prospek Cuaca Mingguan periode 17-23 September 2024.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berkurangnya curah hujan di Kalimantan meningkatkan potensi kebakaran hutan dan lahan di wilayah ini.

"Secara keseluruhan, cuaca di Indonesia saat ini memperlihatkan variasi yang cukup ekstrem di berbagai wilayah, mencerminkan pengaruh kompleks dari dinamika atmosfer global dan regional," jelas BMKG.

Analisis dan pantauan BMKG dalam sepekan terakhir curah hujan di beberapa wilayah di Indonesia bagian utara masih cukup tinggi dalam sepekan terakhir.

Tercatat hujan dengan intensitas lebat (lebih dari 50 mm/hari) terjadi pada 15 September 2024 di Stasiun Meteorologi Tanah Merah, Papua Selatan (95 mm/hari); Stasiun Meteorologi Fl Tobing, Sumatra Utara (84 mm/hari), dan Stasiun Meteorologi Minangkabau, Sumatra Barat (81.5mm/hari).

Lihat Juga :
Ahli Ungkap Ganas Potensi Mega El Nino, Bisa Bikin Makhluk Bumi Punah

Kemudian, pada 14 September 2024 di Stasiun Meteorologi Kualanamu, Sumatra Utara (66mm/hari), Stasiun Meteorologi Malikussaleh, Aceh (51 mm/hari).

Selanjutnya, pada 12 September 2024di Stasiun Meteorologi Kemayoran, Jakarta (97 mm/hari), Stasiun Klimatologi Jawa Barat (84mm/hari), dan Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin II, Sumatra Selatan (69mm/hari).

BMKG menjelaskan sejauh ini, indeksNino 3.4, yang mencerminkan anomali iklim La Nina dan El Nino, tidak signifikan terhadap peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia.

Sementara, fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) diprediksi aktif di wilayah Western Pasific (fase 6) atau di luar wilayah Indonesia.

Lihat Juga :
BMKG Peringatkan Suhu Bumi Naik 1,45 Derajat Celsius: Situasi Serius

Kemudian, aktivitas gelombang ekuator rossby terprediksi aktif hingga sepekan kedepan di wilayah Aceh, Sumatra Utara, Kalimantan Utara, Sulawesi bagian utara, dan Maluku Utara.

Selain itu, gelombang atmosfer Kelvin diprediksi aktif di wilayah Sumatra Barat, Bengkulu, Jambi, dan Jawa Timur pada 19 - 22 September 2024.

Kemudian, bibit Siklon Tropis 98W berada di Filipina bagian utara, yang membentuk daerah konvergensi di Laut China Selatan dan Laut Filipina, serta menginduksi peningkatan kecepatan angin>25 knot (low level jet) memanjang dari Laut Sulu hingga Laut Filipina, di di Perairan utara Filipina.

Daerah konvergensi lain memanjang di Laut China Selatan, Laut Sulawesi, dan Samudra Pasifik timur Filipina. Sedangkan, daerah konfluensi berada di perairan utara Aceh, Kepulauan Riau, dan Laut Filipina.

"Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar Bibit Siklon Tropis dan di sepanjang low level jet/konvergensi/konfluensi tersebut," jelas lembaga.

Peningkatan kecepatan angin hingga mencapai >25 knots terpantau di Laut Andaman, Perairan Utara Aceh, Semenanjung Thailand, Laut Natuna Utara, Laut China Selatan, Laut Maluku, Laut Filipina, Laut Arafura, dan Laut Karang, yang mampu meningkatkan tinggi gelombang di wilayah sekitar perairan tersebut.

Intrusi udara kering/dry intrusion dari BBS melintasi wilayah NTB dan NTT. Hal ini mampu mengangkat uap air basah di depan batas intrusi menjadi lebih hangat dan lembab di sisi depannya, yaitu di NTT, Maluku bagian tenggara, dan Laut Arafura.

Labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal terdapat di Aceh, Sumatra Utara, Riau, Kepulauan Riau, Sumatra Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Kp. Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Maluku, Papua Tengah, Papua, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.

"Secara umum, kombinasi fenomena-fenomena cuaca tersebut diprakirakan menimbulkan potensi cuaca signifikan dalam periode 17 - 23 September 2024," ungkap BMKG.

Daerah potensi hujan sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang:

- Aceh
- Sumatra Utara
- Sumatra Barat
- Kepulauan Riau
- Jambi
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Utara
- Sulawesi Utara
- Maluku Utara
- Papua Barat Daya
- Papua Barat
- Papua Tengah
- Papua Pegunungan
- Papua
- Papua Selatan

Daerah potensi angin kencang:

- Aceh
- Sumatra Utara
- Riau
- Kepulauan Riau
- Sumatra Selatan
- Lampung
- Banten
- Jawa Barat
- Jawa Timur
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Selatan
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Utara
- Nusa Tenggara Timur
- Sulawesi Utara
- Gorontalo
- Maluku

(tim/dmi)